Woensdag 23 April 2014

ROKOK

Ini cerpen kedua yang saya posting. Cerpen ini kisah nyata dari keluarga yang sederhana. Mari dibaca guys.. semoga bermanfaat buat kalian para Remaja yang menggemari aktivitas merokok :)




Dari hoby seorang ibu yang setiap hari harus tergantung pada rokok. Mulai dari buang air besar hingga mandi pun harus merokok.
"De...! Belikan mama rokok!", seru ibunya.
"Iya bentar!", jawab Lia anaknya.
"Cepat de.. Udah kebelet nih!", tambah ibunya.
"Iya iya..!", Lia menghampiri ibunya yang sudah stand by di WC, "Mana uangnya?".
"Ambil didompet. (Merk rokok 1) nya 2 (Merk rokok 2) nya 1 !", jawabnya
 
      Seusai beli rokok, Lia langsung memberikan rokok tersebut pada ibunya.
"Nih rokoknya!", sambil memberikan rokok itu pada ibunya.
"Yang (Merk rokok 1) taruh di atas kulkas, sekalian ambil koreknya!", serunya.
Tanpa berfikir panjang, Lia menuruti permintaan ibunya... "Nih koreknya".

      Dari pagi hingga malam ibunya selalu mengulangi kebiasaan buruknya itu yaitu MEROKOK. Ibunya dapat menghabiskan rokok per-hari kurang lebih 6 batang. Bahkan lebih. Sudah berulangkali Lia menasehati ibunya tentang bahayanya rokok untuk kesehatan. Dan berulangkalinya juga ibunya selalu membantah nasihat anaknya sendiri walau dalam keadaan sakit pun.
"De...! Dada mama sakit. Tolong kerikin!", seru ibunya
"Ah.. Engga engga, nanti kaya ci ompong, dikerik dadanya langsung meninggal! Lia engga mau!", kata Lia penuh emosi, "Emeng mama mau kayak ci ompong?".
"Engga mau", jawabnya dengan wajah belaskasihan.
"Mangkanya jangan dikerik!! Udah tau tulang dada rawan engga boleh dikerik! malah ngotot!!"
"Tapi dada mama sakit..!", kata ibunya sambil mengelus-elus dadanya yang sakit.
"Mangkanya jangan merokok! udah tau lagi sakit malh merokok terus!", ucap Lia tegas.
"Kan buat penyembuhan de..!".
"Bodolah terserah mama, nanti juga yang ngerasain mama sendiri!", Lia tidak memperdulikan ucapan mamanya.

      Beberapa bulan kemudian, keadaan ibunya masih sama pada saat sebelumnya.
"Ayah ... dada mama sakit", ibunya berbicara pada ayahnya.
"Udah kedokter aja sana! daripada nanti tambah parah", saran ayahnya.
"Yaudah...", maengangguk-anggukkan kepalanya
"Ka.. pinjam motor mama mau berobat", kata ayahnya pada kakaknya Lia.
"Yaudah pake aja. Nih kuncinya!", memberikannya kunci motor.

     Saat ibuny aberobat kedokter, dokter menyarankan untuk di RONGENT. Ibunya mengikuti saran dokter. Keesokkan harinya, di ambilnya lah hasih RONGENT tersebut. Setibanya dirumah...
"Mana hasil RONGENT nya?", ucap Weni kakaknya Lia.

     Pada saat Weni membaca hasil RONGENT, hasilnya semua pada keadaan kata NORMAL. Baik Jantung, Liver, hingga paru-paru sekalipun. Akan tetapi Weni meragukan hasil RONGENT tersebut jika dibandingkan dengan keadaan ibunya sekarang.
"Ayah.. Coba besok ke PUSKESMAS sekalian tunjukkin hasil RONGENT nya. Nanti tanya sama dokternya mama perlu dirawat inep apa engga", seru Weni pada ayahnya.

     Keesokkan harinya, ibu dan ayahnya pergi ke PUSKESMAS untuk menanyakan tentang perkataan Weni semalam.
"Ah.. ini mah tidak apa-apa semuanya normal kok!", kata dokter tanpa melihat hasil RONGENT nya secara DETAIL ia pun langsung memberikan obat untuk meredakan rasa sakitnya. Namun ayahnya tidak begitu yakin akan perkataan dokter PUSKESMAS tersebut.

     Tanpa banyak bicara ibu dan ayahnya pergi ke Rumah Sakit Pusat untuk menanyakan hasil RONGENT. Saat dokter melihat hasilnya, dokter pun meragukan hasil dari RONGENT sebelumnya.
"Pak lebih baik ibu kita RONGENT ulang saja biat tahu hasil yang sebenarnya", saran    dokter

     Seusai RONGENT ulang dan Rekam Jantung, dokter menjelaskan pada ayahnya.
"Nih pak! kalau kita lihat disini detak jantungnya itu 80 kali dalam satu menit. Itu artinya detak jantung si ibu melebihi batas NORMAL. Nah.. kalau kita lihat dari gambarnya,jantungnya si ibu bentuknya melebihi batas NORMAL juga yang artinya jantung si ibu sudah membengkak, jadi harus dirawat inap pak", Terang sang dokter dan ayahnya pun menyetujuinya.

     "Berhubung kamar di RS ini penuh, untuk sementara si ibu dirawat dulu di RS Sari Asih Ar-Rahmah saja", tambahnya.
tanpa berfikir panjang, ibunya langsung dilarikan ke RS yang dimaksud dokter menggunakan Ambulance. Setibanya disana, ibunya langsung dilarikan ke UGD untuk pertolongan pertama dengan diberikannya oksigen dan langsung ditempatkan di ruangan kamar inap menggunakan Lift.

      Tidak boleh benyak bergerak, berjalan, hingga makan dan buang airpun ia lakukan di tempat tidurnya. Mulai saat kejadian itulah ibunya sudah kapok untuk merokok kembali. Dan dijadikan sebuah pengalaman yang amat menduka bagi kehidupannya dimasa lampau, masa kini, dan masa depanya.




By Desya Septiana

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking